Sejarah Jalur KA Bandung Ciwidey

126 tahun yang lalu yaitu tahun 1884, untuk pertama kalinya Bandung kedatangan alat transportasi yang bernama Kereta Api (KA). KA pada saat itu masih berupa lokomotif yang dijalankan dengan tenaga uap. “Si Gombar”-lah yang pertama kali menyinggahi kota Bandung. Dibukanya jalur KA di Bandung bertujuan untuk menghubungkan kota Bandung dengan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa terutama kota-kota yang berada di sebelah timur Bandung.

Jalur KA dibuat di Bandung sebagai perpanjangan jalur dari Batavia-Buitenzorg (1869) kemudian Buitenzorg-Sukabumi. Dibangunlah suatu perangkat yang sangat penting bagi lalu lintas KA yaitu Stasiun. Stasiun Bandung diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884 yang bertepatan dengan hari jadi Perusahaan Kereta Api Negara (pada saat itu bernama Staats Spoorwegen atau biasa disingkat dengan SS). Untuk memperingati hari jadinya, dibuatlah tugu Triangulasi yang kemudian hari tugu tersebut diganti dengan lokomotif. Lokasinya di stasiun sebelah selatan.

Dengan adanya jalur KA, permasalahan mengenai sulitnya sarana dan prasarana transportasi di pulau Jawa saat itu dapat teratasi. Kemajuan kota Bandung pun tidak bisa lepas dari peranan KA. Berkat dibukanya jalur KA yang melintasi kota Bandung, menjadikan Bandung disinggahi banyak pendatang dari berbagai kota. Pembangunan seperti penginapan, hotel, rumah makan, tempat hiburan pun dilakukan untuk memfasilitasi kebutuhan para pendatang. Jadi dapat dikatakan pembangunan kota Bandung awalnya didasarkan pada kebutuhan warga kotanya sendiri selain juga dipersiapkan untuk dijadikan pusat pemerintahan menggantikan Batavia.

Untuk mempermudah akses para penumpang yang ingin menggunakan jasa angkutan ini, dibuatlah halte-halte di beberapa titik sepanjang jalur KA. Diantaranya halte Kiaracondong yang dibuat tahun 1923, Halte Andir yang juga dibuat tahun 1923, dan Halte Kiaracondong pada tahun 1925. Dari waktu ke waktu, penumpang yang menggunakan KA melalui halte-halte ini terus meningkat.

Bandung semakin berkembang sampai ke pinggiran kota. Jalur-jalur KA dibangun pula di beberapa daerah pedalaman (hinterland) seperti Jatinangor, Cicalengka, Ciwidey, Majalaya, Pangalengan. Jalur hinterland yang pertama dibangun yaitu jalur Bandung-Soreang (29 Km) di tahun 1921. Pada tahun yang sama dibangun pula jalur Rancaekek-Tanjungsari (12 Km). Tahun 1923 dibuat jalur Dayeuh Kolot-Majalaya dan satu tahun kemudian yaitu 1924 dibuat perpanjangan jalur dari Soreang ke Ciwidey (12 Km). Selanjutnya jalur Citeureup-Banjaran-Pangalengan. Jalur-jalur pendek tersebut dibuat menuju daerah-daerah perkebunan di sekitar Bandung. Tujuannya untuk mempermudah pengangkutan dan pendistribusian hasil perkebunan.

Jalur hinterland yang masih aktif sampai sekarang yaitu jalur yang menuju Cicalengka (dibuat tahun 1884). Sedangkan jalur-jalur lain kebanyakan sudah tidak lagi aktif, salah satunya jalur KA menuju Ciwidey. Jalur pada waktu itu menuju daerah perkebunan di Ciwidey.

Pada masa-masa awal kemerdekaan hingga tahun 1970-an awal, jalur Bandung Ciwidey menjadi akses utama kecamatan Ciwidey langsung menuju pusat aktivitas perekonomian di Bandung. Masyarakat memanfaatkan jasa angkutan ini sebgai sarana pengiriman barang kebutuhan sehari-hari. Selain itu masyarakat Ciwidey memanfaatkan jalur ini sebagai sarana untuk berpergian ke Bandung dan mencari pekerjaan sebagai buruh harian pada musim kemarau. Ada hal yang lebih menarik bagi warga Desa Citeurep, adanya kereta api ini juga menjadi penanda waktu imsak karena belum memiliki pengeras suara. Ini dikarenakan saat stasiun cimuncung masih aktif kereta pertama berangkat menuju Bandung pukul 04.00 dan kereta terakhr pukul 18.00.

Akhir dari perjalanan kereta api Bandung-Ciwidey ini ditandai dengan sebuah kecelakaan rangkain yang ditarik lokomotif seri BB di kampung Cukanghaur kecamatan Pasir Jambu yang mengakibatkan tiga orang tewas pada bulan Juli 1972. Menurut sejumlah mantan karyawan Perusahaan Jawatan Kereta Api yang bertugas dijalur ini, kecelakaaan tersebut diakibatkan kelebihan beban saat mengangkut kayu untuk dikirm ke Jakarta. Selain alasan itu, jalur Bandung-Ciwidey ini dirasa kurang menguntungkan kendaraan bermotor sehingga pada tahun 1975 jalur ini resmi ditutup.

Khusus utk Bandung trayek yg pertama kali dibuka antara lain, jalur Bandung – Cianjur (17 Mei 1884), Bandung – Cicalengka (10 September 1884), Bandung – Soreang (13 Februari 1921)






sumber

1 comments: